Pages

Identity (2003)

Suasana thriller sudah muncul di detik pertama Anda menonton "Identity", membuat gw berharap bahwa film ini akan membuat gw cukup takut atau tegang menanti adegan demi adegan yang telah dipersiapkan sang sutradara dalam plot film ini. Nyatanya film ini memang cukup memenuhi hasrat Anda pecinta film thriller, walaupun ada sesuatu yang gw rasa membuat film ini tidak terlalu spektakuler. Memang, "Identity" lagi-lagi bukan jenis film yang bisa Anda tebak-tebak plotnya. Sebagai film thriller, film ini telah memenuhi semua aspek yang gw pikir sangat mainstream: darah-darahan, shocking, adegan tragis, background music, dan cerita yang mumpuni. Dan untuk kualitas thriller yang semakin mainstream, gw melihat perlunya timeline yang tidak linear atau bisa juga plot yang di luar dugaan. Dan, ya, semua syarat di atas sudah terpenuhi oleh film ini.

Gw sengaja menyembunyikan deskripsi tentang akhir film ini agar Anda penasaran. Yang pasti, "Identity" bercerita tentang 9 orang dewasa dan 1 bocah yang terjebak badai sehingga singgah di sebuah motel, kemudian satu per satu dari mereka mati mengenaskan. Sesederhana itu? I’d rather say yes. Film ini juga menyuguhkan adanya misteri ala film detektif di mana sang pembunuh meninggalkan jejak berupa angka hitung-mundur di setiap mayat korban, juga tentunya ada saling-tuduh di antara orang-orang itu untuk mencari siapa pembunuh sebenarnya.


Latar film ini selalu gelap, malam, dan hujan. Lebih dari 3/4 durasi film Anda akan disuguhi keadaan yang monoton itu. Agak muluk memang, karena mainstream sekali bagi film thriller masa kini untuk menyuguhkan kengerian melalui latar tempat dan latar waktunya. Untungnya, film ini terbantu dengan dialog dan cerita yang baik. Akting para pemainnya juga bisa memenuhi tuntutan skenario, walaupun lagi-lagi banyak bagian yang “umum banget”. Seperti misalnya orang-orang yang mengendap-endap keluar dari tempat di mana mereka harusnya berkumpul untuk menghindari jatuhnya korban pembunuhan yang baru. Gw sempat berpikir, kok mainstream sekali ya hadirnya orang-orang ngeyel seperti ini di film-film thriller. Dan pada akhirnya pun bisa ditebak: mereka-mereka yang ngeyel dan tidak menuruti perintah si tokoh utama pada akhirnya akan mati terbunuh.

John Cusack yang berperan sebagai tokoh utama alias “si jagoan” juga sempat membuat gw curiga bahwa pasti dialah yang jadi orang terakhir yang masih hidup dari 10 orang itu. Mungkin bisa juga Amanda Peet sebagai tokoh utama wanita yang juga akan tersisa di akhir film, lalu pada akhirnya jadilah mereka pasangan hero dan heroine di ending yang bahagia. Nyatanya, seperti yang sudah gw beritahu di atas, film ini bukan film yang bisa Anda tebak-tebak plotnya. Dan gw pikir tanpa adanya twist di ending nanti (ups...), film ini akan terlempar ke dalam golongan film-film thriller buangan lainnya.

Akhirnya, yang bisa gw simpulkan setelah menonton film "Identity" ini adalah bahwa film ini cukup layak tonton bagi Anda penggemar film thriller. Dialognya mudah dicerna namun memadai, backsound dan nuansa film mendukung, serta plot yang unik secara berbarengan menciptakan pondasi thriller yang baik bagi film ini. Bukan yang terbaik, tetapi bolehlah ditonton.



★★★★★

YEAR 2003 GENRE Thriller, Mystery
CAST John Cusack, Ray Liotta, Amanda Peet
WRITER Michael Cooney DIRECTOR James Mangold

Akbar Saputra

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

No comments:

Post a Comment