Pages

Oldboy (2003)

Oldboy

Sebenarnya mengetahui apakah suatu film itu bagus atau tidak itu mudah. Buat gw, cirinya ada tiga. Pertama, opening-nya menarik. Entah itu opening credit atau adegan pembuka, pastikan film itu punya sesuatu yang menarik di awal sehingga penonton terpancing untuk menonton sampai selesai. Kedua, durasi. Film bagus akan bikin kita lupa dengan waktu. Jadi, kalo kita udah mulai ga betah di kursi sambil lirik-lirik jam, itu tandanya kita ga menikmati film itu. Terakhir, ending. Film yang bagus akan bikin penonton mengalami ecstasy seusai menonton ending-nya. Gw sendiri sering terperangah atau terdiam selama beberapa menit setelah film berakhir karena ending-nya yang membuat gw ... meledak! Nah, tiga hal itu bisa jadi preferensi sederhana apakah sebuah film menarik atau tidak.

“Oldboy” memenuhi ketiganya. Plus, segi-segi teknis (yang akan gw bahas nanti) a la sinematografi menjadikan film ini sebagai salah satu film terbaik yang pernah gw tonton. Gw menyesal menunda-nunda menonton film ini karena menurut Parental Guide di IMDB, ada banyak adegan-adegan sadisme dan tidak senonoh (baca: adegan darah-darahan) yang gw anti banget. Ternyata, wow, film produksi Korea Selatan ini menyajikan cerita yang luar biasa!

“Oldboy” menceritakan Oh Dae-su, seorang pria yang tiba-tiba ditangkap dan dipenjara selama 15 tahun tanpa alasan yang jelas. Setelah 15 tahun, ia dibebaskan begitu saja oleh orang yang menangkapnya (yang tidak diketahui siapa) dan diberi waktu 5 hari untuk mengetahui siapa dan apa alasan di balik tragedi yang ia alami. Jelas, genre thriller begitu kuat tercium dari plot tadi.  Balutan action, crime, dan mystery juga ada dalam “Oldboy”. Lebih dari itu, ternyata “Oldboy” juga lebih “drama” daripada yang gw kira. Dan ada romance-nya juga. Lengkap sudah, berbagai citarasa film ada dalam “Oldboy” sehingga jika Anda penonton yang hatinya agak lemah dan suka ngeri nonton adegan berantem dan bunuh-bunuhan, percayalah “Oldboy” mampu memberikan hidangan yang lebih spektakuler dari itu.
"Laugh and the world laughs with you. Weep and you weep alone." -- Oh Dae-su
Pujian tak henti-hentinya gw sampaikan kepada jajaran cast dan kru. Pertama, cast-nya dulu. Min-sik Choi yang memerankan Oh Dae-su tampil lu-ar-bi-a-sa. Luar biasa. Di film ini dia dituntut untuk tampil jadi jagoan yang jago berantem, agak sadis, tetapi juga dramatis. Dia total banget di film ini. Adegan dia makan gurita hidup-hidup itu unforgettable. Ia mampu menampilkan Oh Dae-su yang mengalami perubahan karakter antara sebelum dan sesudah dipenjara. Di lain sisi, Ji-tae Yu yang memerankan Woo-jin Lee juga mampu menunjukkan karakter villain yang penampilannya lemah dan deceiving. Mungkin yang menurut gw agak kurang maksimal, walaupun tetap tampil baik, adalah Hye-jeong Kang yang memerankan Mi-do. Ia tampil cukup baik sebagai pasangan Oh Dae-su, tetapi memang gw agak kurang melihat chemistry yang sempurna antara keduanya.

Kedua, krunya. Script buatan Hwang Jo-yun, Park Chan-wook, Lim Chun-hyeong, dan Lim Joon-hyung ini diadaptasi dari komik Jepang karya Nobuaki Minegishi dan Garon Tsuchiya (ide cerita). Kisahnya sendiri sudah sangat kuat. Adaptasinya bisa gw katakan berhasil. Dialog-dialog yang dalam, penuh makna, dan “berani” memberikan nilai tambah. Sutradara yang juga terjun menangani script, Park Chan-wook, pantas menerima penghargaan Grand Prix dalam Festival Cannes 2004 atas karyanya ini. Gw juga apresiasi sekali dengan tata sinematografi dan editing yang sangat bersih, artistik, dan tidak bertele-tele. Scoring-nya juga sangat suportif. Penyajian tiga segi teknis inilah yang menjadikan film ini tidak berakhir sebagai film yang kuat dari segi cerita saja tetapi juga indah sebagai karya sinema.

Oldboy

Regardless of the quite-sadistic and disturbing scenes (yang ternyata tidak sebanyak dan separah yang gw bayangkan—jadi jangan bandingkan dengan gore di “Kill Bill” apalagi “Saw”), “Oldboy” membuktikan bahwa belahan dunia timur ternyata juga mampu memproduksi karya sinematografi yang notable di mata dunia. Lagi-lagi, seperti kebanyakan film Asia sukses lainnya, “Oldboy” akan diadaptasi oleh Hollywood di tahun 2013, dengan Spike Lee (“Malcolm X”, “Inside Man”) duduk di kursi sutradara dan Samuel L. Jackson (“Pulp Fiction”, “The Avengers”), Elizabeth Olsen (“Martha Marcy May Marlene”, “Silent House”), serta Josh Brolin (“No Country for Old Men”, “True Grit”) di jajaran cast. Kita tunggu saja. Yang pasti, menonton “Oldboy” tidak sekedar menonton film thriller bercampur crime dan action saja. Pelajaran kehidupan yang terkandung dalam ceritanya, kemasan yang artistik, dan akting yang memikat membuat “Oldboy” masuk dalam salah satu film terbaik yang pernah gw tonton selama ini. Salut.

 OUTSTANDING 



DETAILS AND CREDIT

OldboyOLDBOY | ORIGINAL TITLE Oldeuboi COUNTRY South Korea YEAR 2003 MPAA R for strong violence including scenes of torture, sexuality and pervasive language GENRE Thriller, Drama, Mystery RUNTIME 120 min CAST Min-sik Choi, Ji-tae Yu, Hye-jeong Kang, Dae-han Ji, Dal-su Oh WRITER Garon Tsuchiya (story), Nobuaki Minegishi (comic), Hwang Jo-yun, Park Chan-wook, Lim Chun-hyeong, Lim Joon-hyung DIRECTOR Park Chan-wook AWARDS Grand Prize of the Jury Cannes Film Festival 2004, another 16 wins & 11 nominations BUDGET/GROSS $3,000,000 (est.) / $14,980,005 (worldwide per 8 Dec 2005) IMDB RATING 8.4/10 (Top 250 #88) METASCORE 74/100 (Generally Favorable) TOMATOMETER 81% (Certified Fresh) MORE INFO

Akbar Saputra

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

11 comments:

  1. film yang disturbing, tapi cerdas…
    ane sampe ngebayangin—apa ada ya hotel/apartemen khusus buat menyandera orang bertaun-taun bgitu?
    adegan longshot Dae Su vs lusinan orang di lorong apartemen bner2 scene favorit ane disini ^^..

    ReplyDelete
  2. haha. scene itu juga keren, tapi gw lebih suka yang menjelang ending, scene yang di flatnya Woo-jin lee itu. actingnya Min-sik choi total banget di scene itu. keren.

    ReplyDelete
  3. oia,scene itu mah klimaksnya..ane demen juga tuh.^^
    oldboy emang yg paling “pas” takarannya antara drama dan thriller-nya dibanding 2 film lain di trilogy vengeace-nya chan wook


    pnasaran sama versi hollywoodnya ntar,ya walo ga ngarep2 bgt sih..^^

    ReplyDelete
  4. kalo Spike Lee sih mungkin bisa ngebikin Oldboy yang sama kerennya dgn versi Koreanya, tapi kok gw khawatir dengan cast-nya ya? hehe. Samuel L. Jackson gitu jadi Oh Dae-su? kayaknya agak kurang cocok... ya kita tunggu aja. tahun depan katanya.

    ReplyDelete
  5. setau ane malah Josh Brolin gan yg jadi Dae Su bukan Jackson kok...cmiiw
    ane lumayan ngikutin berita ini juga nad ni proyek castingnya termasuk lelet dan nggantung...dulu pertama keluar setaun lalu kayanya Brolin as Dae Su and Christian Bale as antagonisnya,...


    eniwe,ane lbh nunggu karya bhsa inggris pertama Chan Wook....Stoker...

    ReplyDelete
  6. haha--ya itu dulu..
    sekarang tinggal Brolin aja yg masih 'melekat' di ni proyek


    Kalo Stoker mungkin bakal keluar di Cannes kali taun depan,we'll see lah...^^

    ReplyDelete
  7. Hanya sedikit saran yang tidak penting, tapi kalau ngomongin film Korea, I saw the Devil juga luar biasa, i think you should see it

    ReplyDelete
    Replies
    1. Oke, boleh dicoba. Terima kasih atas sarannya :D

      Delete
    2. Terimakasih cuplikanya, sangat berguna :)

      Salam,
      Primandhika

      Delete
  8. Menurutku Kang Hye-Jung punya daya tarik tersendiri. Karakternya polos dan likeable banget. Justru chemistry-nya terasa banget - terutama jika dibandingkan chemistry si Olsen dan Brolin di versi Baratnya.

    ReplyDelete