Pages

Exam (2009)

Film ini cukup memenuhi ekspektasi gw akan sebuah film thriller yang baik. "Exam" mampu menunjukkan thriller dengan plot crisis yang berhasil dipadukan dengan intrik dan misteri. Film ini mampu memberikan ketegangan, rasa penasaran, takut, kekhawatiran, dan bahkan simpati dalam berbagai adegannya.

Ceritanya cukup sederhana. Delapan orang tokoh dalam film ini berkompetisi untuk meraih posisi pekerjaan yang mereka lamar. Di sini, mereka harus melewati suatu tes lamaran pekerjaan. Ketika mereka telah tiba di ruangan ujian, barulah mereka menyadari adanya keganjilan: tidak ada pertanyaan yang diujikan. Di kertas ujian yang mereka peroleh di meja masing-masing tidak tercantum pertanyaan apapun. Inilah yang di sepanjang film menjadi sumber ketegangan utama: mereka saling bekerja sama (atau juga bersaing) untuk mencari tahu apa pertanyaannya.


Mereka memanfaatkan apapun yang ada dalam ruang ujian itu untuk mengetahui apa pertanyaannya, dengan juga berlandaskan dari instruksi sang pengawas ujian (invigilator). Dalam proses pencarian inilah kemudian mereka mencari tahu latar belakang masing-masing dan juga informasi yang mereka ketahui tentang perusahaan yang membuka lowongan pekerjaan bagi mereka itu. Uniknya, kedelapan orang aplikan ini dinamai bukan dengan nama orang seperti biasa melainkan dengan latar belakang fisik mereka: Black, White, Brown, Chinese, Blonde, Dark, Brunette, and Deaf (karena ia yang paling pendiam).

Gw browsing di internet dan menemukan bahwa banyak orang yang telah menonton film ini memperdebatkan plotnya. Banyak dari mereka yang mengatakan bahwa plot film ini punya banyak percabangan-kausalitas (terlalu banyak if). Maksudnya, terlalu banyak kemungkinan yang bisa dicoba oleh kedelapan aplikan tersebut untuk mengetahui apa pertanyaannya sehingga pada akhirnya pertanyaannya agak mustahil untuk diketahui. Berkaitan dengan ending film ini (di mana akhirnya kita semua bisa mengetahui apa pertanyaannya, apa jawabannya, dan siapa dari kedelapan aplikan tersebut yang berhasil terpilih), lebih banyak lagi movie-reviewers di jagat maya yang mempertanyakan. Haha, mungkin gw akan bungkam dulu tentang ending film ini (dan oleh karena itu silahkan beropini sendiri setelah menonton film ini sampai habis), tetapi gw sendiri memang agak “terbelalak” dan speechless setelah mengetahui ending-nya. Speechless karena heran, bukan karena kagum.

Walau demikian, dengan adanya plot yang masih membuat tandatanya, gw rasa film ini berhasil dipoles dengan baik. Film ini berhasil menunjukkan sejatinya film thriller yang bisa menimbulkan “sensasi” bagi penontonnya. Gw akui gw cukup terbawa suasana film. Asal tahu saja, sutradara film ini—Stuart Hazeldine—bisa dibilang orang baru di Hollywood. Dan dengan hadirnya film karyanya ini, cukup menimbulkan optimisme dan ekspektasi lebih terhadap Hazeldine untuk menggulirkan karyanya lebih banyak lagi khususnya untuk genre thriller.

Dan keunikan lainnya dari film ini adalah sedikitnya aktor yang berperan dalam film. Hanya ada delapan aplikan, satu invigilator, dan satu petugas keamanan. Totalnya sepuluh orang. Dan dari kesepuluh pemain ini, tidak ada satupun yang namanya cukup terkenal di Hollywood. Namun, bukan berarti akting mereka buruk: mereka memenuhi tuntutan skenario dengan sangat baik dan pembawaan karakter mereka juga cukup baik walaupun gw mengira-ngira jika film ini diisi oleh aktor-aktris papan-atas Hollywood, mungkin film ini akan jadi jauh lebih spektakuler.

Film ini berhasil memperdaya gw. Walaupun plotnya banyak menimbulkan pergunjingan, secara utuh film ini adalah film thriller sejati. Kesempurnaan bagi film ini mungkin akan muncul jika plotnya diperbaiki menjadi lebih “ramah” bagi penonton dan hadirnya dua atau tiga artis Hollywood yang sudah experienced dan well-known. Tepuk-tangan, tentu saja, ditujukan bagi Hazeldine yang berhasil mengolah film ini dengan gaya thriller yang mumpuni.


 ★★★★★

YEAR 2009 GENRE Thriller, Mystery
CAST Adar Beck, Nathalie Cox, Luke Mably
WRITER Stuart Hazeldine DIRECTOR Stuart Hazeldine

Akbar Saputra

Phasellus facilisis convallis metus, ut imperdiet augue auctor nec. Duis at velit id augue lobortis porta. Sed varius, enim accumsan aliquam tincidunt, tortor urna vulputate quam, eget finibus urna est in augue.

3 comments: